Minggu, 20 Desember 2015

HR Profesional

Untuk menjadi profesional yang efektif, setiap orang harus menguasai 10 pengetahuan strategik berikut – pengetahuan yang sangat menentukan kesuksesan berkarir. 

1. Bertindaklah sebagai CEO dari perusahaan (dalam hal ini CEO dari diri Anda sendiri). Suvey yang dilakukan di Amerika menyebutkan hanya 22% responden setuju dengan pernyataan ini. Mereka yakin, jika bekerja excellent, perusahaan akan mempromosikan mereka. Tetapi, selayaknya para profesional tidak percaya 100% dengan praktik ini. Dunia kerja yang begitu kompetitif membuat profesional sepenuhnya menggantungkan diri pada diri mereka sendiri. Itu sebabnya, strategi pertama yang harus dilakukan, belajar untuk mengelola diri Anda ibarat “sebuah perusahaan” – dengan berbagai fungsi, visi, misi, dan strategi. 

2. Dapatkan pengetahuan bisnis umum. Era para spesialis tampaknya mulai ditinggalkan. Untuk efektif menjadi anggota tim multifungsi, Anda harus mempunyai pengetahuan dasar bagaimana berbagai bagian perusahaan bekerja – tidak hanya bagian Anda saja.

 3. Raih pengetahuan industri spesifik. Anda harus mengerti secara mendalam tentang industri yang digeluti – siapa saja pesaingnya, bagaimana perusahaan-perusahaan berkompetisi, dan bagaimana setiap perusahaan berusaha memuaskan pelanggan. 

4. Pertajam kemampuan analitikal. Anda tidak akan bisa berkompetisi di dunia kerja saat ini jika Anda yakin pengambilan keputusan bisnis sepenuhnya tergantung pada intuisi dan pengalaman. Survey menunjukkan, pemecahan masalah secara analitikal merupakan keahlian strategik nomor satu bagi kesuksesan manajerial seseorang.

 5.. Bangun kompetensi di bidang komputer. Menurut survey, PC (termasuk laptop) dipergunakan secara universal di seluruh pekerjaan manajer ke atas. Penguasaan komputer di kalangan generasi muda yang begitu meluas mengharuskan para manajer dan eksekutif untuk menguasai aplikasi komputer di bidang bisnis.

 6. Belajar untuk mengelola inovasi. Setiap perusahaan berusaha menerapkan teknologi termaju dalam setiap produk dan layanan terbarunya. Untuk sukses, manajer atau eksekutif harus memahami bagaimana proses bekerja R&D.


 7. Kembangkan keahlian bekerja dengan orang. Bintang yang kesepian tidak banyak bernilai dalam organisasi saat ini. Nilai-nilai profesional terkait erat dengan sejauh mana ia bisa bekerjasama dengan orang lain. Semakin hilangnya hirarki dalam perusahaan menyebabkan profesional harus bisa mengelola aliansi dengan rekan kerja. 


8.. Poles kompetensi inti Anda. Kompetensi inti adalah kompetensi yang Anda tawarkan kepada perusahaan yang membuat Anda berbeda dengan karyawan lainnya. Bisa saja hal itu berupa keahlian strategik dalam mendesain piranti lunak baru, menulis kopi iklan, atau merancang lini produksi baru. Ini adalah area di mana Anda harus bekerja keras agar sebisanya menjadi yang terbaik – kalau bisa menjadi kelas dunia. Jangan sampai mengobral pengetahuan Anda yang tersulit dengan pihak lain karena itu akan menyebabkan keahlian strategik Anda itu mengalami pendangkalan. Anda harus bersiap-siap selalu untuk kapan saja membawa pergi kompetensi Anda itu agar bisa memilih bidang pekerjaan yang lebih menghargai kompetensi itu dibandingkan perusahaan Anda saat ini. Terakkhir, seyogyanya Anda selalu memperbarui kompetensi inti itu sejalan dengan perkembangan teknologi dan kompetisi agar tidak ketinggalan. 


9. Belajar memasarkan keahlian strategik itu. Untuk mendapatkan hasil terbaik dari investasi Anda dalam MENJADI PROFESIONAL YANG EFEKTIF kompetensi inti, orang lain harus tahu tentang kompetensi inti Anda itu. Belajarlah untuk memasarkan keahlian strategik itu di dalam maupun di luar organisasi, utamanya di lingkungan profesional Anda. Hal ini bisa dilakukan dengan menulis artikel bagi jurnal profesional dan dengan aktif berbicara dalam pertemuan profesional. Salah satu cara paling efektif mempromosikan keahlian profesional adalah dengan mendapatkan sertifikasi dari pihak ketiga, antara lain, sertifikasi profesional atau bahkan hanya sertifikasi telah menyelesaikan kursus profesional singkat. Tentunya akan lebih baik bila Anda mendapatkan gelar MBA atau MM dari sekolah bisnis terkemuka.

 10.. Memilih dan mengembangkan mentor. Sistem mentor merupakan salah satu cara mempercepat pengembangan karir dan pengetahuan para profesional. Tidak semua perusahaan menerapkan sistem mentor. Ada yang sifatnya voluntary dan banyak yang tidak menerapkan sama sekali. Bila perusahaan menerapkan sistem ini, maka keahlian memilih mentor menjadi satu hal yang menguntungkan. Namun, hubungan mentoring yang sukses tidak otomatis terjadi. Ia harus dikembangkan dan dikelola dengan baik.
 
sumber : KangSyai

Kamis, 10 Desember 2015

Kompetensi Manager SDM # Part -1

Sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi HR Manager untuk memiliki kompetensi. Apalagi di era sekarang yang tinggal menunggu hari telah dimulainya era Kebebasan Mencari SDM se Asean. Mau tidak mau, suka atau tidak suka, seorang Manager HR harus telah lulus atau paling tidak memiliki kompetensi dasar sesuai dengan rekomendasi dari SKKNI - MSDM. Ada minimal 104 Kompetensi yang harus dikuasi oleh Manager SDM jika ingin membangun organisasi perusahaan bisa berkembang sesuai yang diharapkan.

Berikut saya cantumkan SKKNI - MSDM untuk Manager HR. Semoga dengan gambarang tersebut anda dapat belajar mendalami kompetensi yang dibutuhkan. Dan pada kesempatan selanjutnya akan saya kaji satu persatu komptensi tersebut.



1  Merumuskan Strategi dan Kebijakan Pengelolaan SDM yang selaras dengan Strategi Organisasi
2  Mengevaluasi Efektifitas Strategi dan Kebijakan Pengelolaan SDM
3  Merumuskan Kebijakan Organisasi yang selaras dengan Strategi Pengelolaan SDM
4  Membuat Rancangan Model/Struktur Organisasi
5  Menyusun Uraian Jabatan
6  Menetapkan Kebutuhan akan Pekerja
7  Menyusun Perencanaan Pemenuhan Kebutuhan Organisasi akan Pekerja
8  Membuat Rencana Pencarian Sumber Calon Pekerja
9  Melaksanakan Pencarian Sumber Calon Pekerja (Rekrutmen)
10  Menyeleksi Dokumen Lamaran Calon Pekerja
11  Melaksanakan Proses Seleksi Calon Pekerja
12  Melakukan Penilaian Hasil Seleksi
13  Melakukan Penawaran Kerja terhadap Calon Pekerja
14  Melakukan Penempatan Pekerja
15  Melaksanakan Program Orientasi
16  Merumuskan Kebutuhan Organisasi yang selaras dengan Strategi Organisasi
17  Merumuskan Permasalahan Organisasi
18  Menyusun Intervensi Interpersonal
19  Menyusun Intervensi Teknologi
20  Menyusun Intervensi Struktural
21  Menyusun Intervensi Manajemen Pekerja
22  Melakukan Kajian Kebutuhan Pengembangan Organisasi
23  Melakukan Intervensi Perubahan dalam Organisasi
24  Melakukan Evaluasi Perubahan Perilaku
25  Melakukan Evaluasi Hasil-Hasil Intervensi  Perubahan terhadap Organisasi
26  Merancang Model Kompetensi
27  Menyusun Peta Kompetensi Jabatan
28  Mengevaluasi Pemutakhiran Standar Kompetensi Kerja
29  Merancang Metode Pengukuran Kompetensi
30  Merumuskan Nilai-Nilai Budaya Organisasi
31  Mengimplementasikan Budaya Organisasi ke Seluruh Unit Kerja dan Individu
32  Menyelaraskan Strategi Pembelajaran dan Pengembangan sesuai dengan Strategi Organisasi
33  Mengidentifikasi Kesenjangan Kompetensi
34  Mengidentifikasi Kebutuhan Kompetensi melalui Rekam Jejak Perkembangan Pekerja
35  Merancang Program Pembelajaran dan Pengembangan
36  Merancang Program Pembelajaran dan Pengembangan Mandiri
37  Menyusun Anggaran Program Pembelajaran dan Pengembangan
38  Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran dan Pengembangan
39  Melakukan Evaluasi Pelaksanaan Keseluruhan Program Pembelajaran dan Pengembangan
40  Menyusun Strategi Manajemen Talenta
41  Menyusun Prosedur Operasi Standar Penerapan Manajemen Talenta
42  Menentukan Pekerja Bertalenta
43  Mengembangkan Pekerja Bertalenta
44  Mengembangkan Manajemen Suksesi di Organisasi
45  Melaksanakan Program Manajemen Suksesi
46  Memadankan Kesesuaian Pekerja Bertalenta dengan Posisi Tujuan
47  Melakukan Evaluasi Manajemen Talenta
48  Melakukan Evaluasi Penerapan Program Suksesi
49  Menyelaraskan Strategi Pengelolaan Karir dengan Strategi Organisasi
50  Membuat Sistem dan Prosedur Pengelolaan Karir
51  Melakukan Pemetaan Potensi dan Kompetensi Individu
52  Menyusun Rencana Implementasi Pengembangan Karir
53  Menerapkan Pengembangan Karir
54  Melaksanakan Evaluasi Pengelolaan Karir
55  Menyusun Strategi Pengelolaan Kinerja
56  Menyusun Kebijakan Pengelolaan Kinerja
57  Menyusun Prosedur Operasi Standar Pengelolaan Kinerja
58  Mengelola Proses Perumusan Indikator Kinerja
59  Mengelola Proses Pemantauan terhadap Pencapaian Kinerja Pekerja
60  Mengelola Proses Evaluasi Penilaian Kinerja 24
61  Mengelola Proses Umpan Balik Kinerja
62  Merancang Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja
63  Menyusun Strategi Remunerasi di Tingkat Organisasi
64 Merancang Kebijakan Remunerasi di Tingkat Organisasi
65 Menyusun Prosedur Operasi Standar Remunerasi di Tingkat Organisasi
66  Menentukan Metode Evaluasi Jabatan
67  Melaksanakan Evaluasi Jabatan
68 Menyusun Struktur dan Skala Upah di Tingkat Organisasi
69  Menyusun Sistem Penentuan Upah Pekerja di Tingkat Organisasi
70  Menyusun Sistem Tunjangan dan Benefit di Tingkat Organisasi
71 Menyusun Program Insentif di Tingkat Organisasi
72 Menyusun Anggaran Remunerasi di Tingkat Organisasi
73 Membangun Keterlekatan Pekerja di Tingkat Organisasi
74 Melaksanakan Keseimbangan antara Pekerjaan  dan Kehidupan Sosial Pekerja di TingkatOrganisasi
75 Melakukan Survei Kepuasan dan Keterlekatan Pekerja di Tingkat Organisasi
76  Membangun Komunikasi Yang Harmonis dengan Pekerja di Tingkat Organisasi
77 Menangani Keluh Kesah Pekerja di Tingkat Organisasi
78  Mengembangkan Peranan Pemangku Jabatan Lini dalam Menjalankan Fungsi MSDM
79  Mengembangkan Desain Hubungan Industrial yang Baik *
80  Membangun Strategi Hubungan Industrial di Tingkat Organisasi
81  Melaksanakan Pemenuhan Hak-hak Normatif Pekerja
82  Melaksanakan Hubungan Kerja sesuai Peraturan Perundang-undangan
83  Membuat Perjanjian Kerja *
84 Membuat Peraturan Perusahaan/Kepegawaian di Tingkat Organisasi
85 Membuat Perjanjian Kerja Bersama di Tingkat Organisasi
86  Menyerahkan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain *
87 Melaksanakan Tindakan Disiplin Pekerja di Tingkat Organisasi
88 Melaksanakan Proses Pemutusan Hubungan Kerja di Tingkat Organisasi
89  Melaksanakan Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang efektif
90  Menangani Mogok Kerja *
91  Melakukan Evaluasi Kondisi Hubungan Industrial di Tingkat Organisasi
92  Menjalin Kerjasama Kelembagaan dengan Organisasi Pengusaha dan atau Instansi Pemerintah
93  Membangun Hubungan Industrial yang Harmonis dengan Wakil Pekerja atau Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
94  Mengelola Lembaga Kerjasama Bipartit *
95  Membangun Komunikasi yang Harmonis dengan Pekerja, Wakil Pekerja, Serikat Pekerja dan atau
Wakil Pemerintah Melalui Sarana Bipartit atau Tripartit
96  Melakukan Analisis Kebutuhan Sistem Informasi Pekerja
97  Menentukan Sistem Informasi Pekerja
98  Melakukan Evaluasi Penyajian Data secara Akurat dan Tepat Saji sesuai Kebutuhan Organisasi
99  Melakukan Administrasi Pengupahan
100  Menghitung Upah Lembur *
101  Mengurus Program Jaminan Sosial *
102  Melakukan Pengelolaan Administrasi Pekerja
103  Menangani Administrasi Pekerja Antar Negara
104  Melakukan Evaluasi Kepuasan Pekerja terhadap Layanan Administrasi Pekerja

Sebelum saya menjelaskan mengenai detail kompetensi pengelola SDM diatas, maka saya perlu memberikan catatan mengenai SKKNI - MSDM diatas. Pada kenyataanya, kompetensi yang telah dibuat oleh Menteri Tenaga Kerja beserta para pakar lebih menitikberatkan pada hard kompetensi. Sedangkan pada Soft Competency masih belum tersentuh. Seperti Communication skill, Leadership Skill, Managerial Skill, dan Negotiation Skill dan lain-lain. Oleh karenanya kedepan perlu untuk diperdalam lagi mengenai comptency yang dikaji.