Selasa, 31 Maret 2015

Sejauh Mana Kesiapan HR Menghadapi AFTA

Sebagaimana kita tahu MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)  tahun depan 2015  dan ada konsekuensinya yaitu  kita harus memperbaiki posisi masing-masing  (red kompetensi).  Jadi ada persaingan, perjuangan atau survival dan peningkatan kinerja bagi perusahaan yang ingin tetap berada dalam daftar  bisnis atau tersingkir sama-sekali.  Begitu juga dengan praktisi HR tentu tidak ingin tertinggal dari rekan sesama praktisi HR yang datang dari manca negara ke RI yang kita cintai. Artinya bukan sebuah cerita kosong apabila HR Manager atau HR direktur kedepan bisa diisi oleh orang asing, meski secara jujur banyak dari antara kita tidak setuju terlebih lagi ada kerangka hukum aturan atau UU masih harus dipegang oleh orang Indonesia asli.  Kita tidak tahu apabila "free flow skill labour" sudah terjadi seperti air mengalir apakah konteks HR manager atau HR direktur masih seperti sekarang.  Teringat yang mengalir bukan saja intagible aset tetapi juga free flow of goods, services, investment dan capital (bahkan juga harta intelektual).

Banyak hal yang bisa kita lakukan antara lain analisis terhadap current talent  status (setiap 3 bulanan) kaitkan denganVMVS perusahaan anda serta kaitkan dengan "tantangan industri " ke depan.  Hitung GTF nya lakukan EVP atau employee branding dengan meningkatkan HR aquisition yang FTR, mengembangkan karyawan yang sudah mendarat dan menjadikan mereka A player (ini part of komitmen perusahaan)  60% kebanyakan mereka tidak terpimpin dengan baik alias mengundurkan diri atau keluar dari arena, serta memelihara dan mempertahankan karyawan dengan membuat sambungan yang bagus antara total reward dan manajemen kinerja karyawan, kalau tidak bagus maka organisasi menjadi tidak efektif.  Dan harus dilakukan OD yang terkait dengan orang ataupun organisasinya.

Sebagai HR praktisi (HR Manager atau HR Direktur) sudah waktunya meng-HR2 kan departemen lain (operational) yang selain memudahkan pekerjaan  HR pada akhirnya juga meningkatkan kompetensi HR bagi orang lain termasuk pada anak buah.  Harus diingat kompetensi HR yang harus dimiliki antara lain:
1. Pahami bisnis anda
2. Kritis dalam mengevaluasi
3. Memahami dampak global dan budaya secara efektif
4. Memiliki kepemimpinan organisasi dan navigasi yang handal  (antara gaya leader anda harus sama dengan gaya kepemimpinan organisasi)
5. Punya kapasitas menjadi konsultan
6. Komunikasi yang wajar (tidak ABS)
7. Punya hubungan relasi antar karyawan dan pekerja yang baik
8. Ada etika bisnis

Untuk menjadi HR manager dan HR direktur yang meciptakan SDM yang unggul tidak boleh pelit dengan berbagi ilmu dan pengalaman dengan siapapun, termasuk dengan klien yaitu end usernya juga anak buah dalam organisasi HR terlebih lagi (pimpinan yang baik adalah pimpinan yang bisa menciptakan anak buah menjadi pimpinan dalam organisasi internal  atau pun dalam organisasi di luar sana). Asal jangan "kong kali kong" sebuah istilah yang banyak dikenal sebagai menciptakan bawahan menjadi pemimpin tetapi bukan dalam konteks profesional alias menciptakan sebuah dinasti baru , "atasan pergi anak buah pun hilang".
Jangan terkunci dengan kontek birokrasi yang terlalu ketat, ingat dengan globalisasi semua sudah teknologi informatika  dan akan berhadapan generasi sekarang yang tidak suka terikat dengan aturan-aturan baku yang ada (akan ada masa sulit untuk mencari dan mendapatkan pekerja baru yang handal dan terlekat atau terikat dengan sebuah organisasi (engagement).   Pada banyak hasil analisa exit interview kenapa selalu banyak T/O selalu disebutkan bahwa severance pay di luar selalu lebih baik dari yang di dalam.  Dan apabila OD diimplementasikan bukan tidak mungkin ternyata inputnya  hampir keseluruhan karyawan adalah birokrasi yang sangat tinggi, hubungan atasan bawahan tidak harmonis dan masih banyak lagi.

Jadi seorang praktisi HR (HR Manager atau HR Direktur) haruslah menciptakan organisasi yang efektif , yang mampu menyelesaikan masalah dengan diagnosa dan intervesi OD yang tepat dan sesuai kebutuhan sehingga meningkatkan keselarasan tujuan organisasi dan pekerjaannya untuk tumbuh dan berkembang (ini harapan pekerja untuk tumbuh dan berkembang menjadi manager atau seorang direktur).  Yang pada akhirnya inilah yang disebut sebagai sumbangan HR departemen atau HR divisi dalam mensuport strategi korporasi untuk memenangkan peperangan dalam arena bisnisnya untuk menjadi sang "pemenang". yang artinya memukul balik kompetitor dan mampu membayar balik sang investor.
Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa tahap antara lain :
1. Menjadikan engagement menjadi bahasa sehari-hari, bukan hanya teori tapi nyata
2.Gunakan survey feedback (salah satu OD tool) yaitu survey keterlekatan karyawan yang tepat
3. Sebagaimana OD, lakukan engagement ini pada semua level organisasi, jangan piece by piece (apabila ada holding dan lokal, lakukan pada kesemuanya)
4. Pilih manajer yang tepat (tidak semua manajer punya konteks profesional)
5. Defenisikan sasaran engagement pada bahasa sehari-hari yang mudah dicerna dan realistik
6. Temukan karyawan yang bermasalah dan kembangkan mereka.

Kadang saat kita mempunyai anak buah ataupun adanya "onboard program" yaitu masuknya pasukan kopasus baru (apakah fresh ataupun yang sudah punya pengalaman) ada satu hal yang perlu kita sampaikan yaitu bahwa mereka harus menjadi manajer dan harus menjadi direktur.  Apakah kita praktisi HR atau operational atau fungsi lain, LUPA untuk menguatkan dan mengatakan pada mereka tentang kenapa mereka di HIRE dan ada di perusahaan dimana anda bekerja.  Inilah semangat motivasi dan gaya kepemimpinan yang harus dilakukan sebagai senior manajemen organisasi.

Untuk itu untuk menjadi seorang HR manager atau HR Direktur kita harus punya SPIRITUAL dan INTELEKTUAL,  yang pertama tanpa yang kedua anda akan menjadi "mistis" dan yang kedua tanpa yang pertama anda menjadi "liberal".  Oleh sebab itu siapapun yang ingin menjadi manajer dan direktur harus memiliki keduanya "SPIRITUAL dan INTELEKTUAL" sehingga terjadi CI Continuous Improvement.  Salah satu contoh organisasi seperti Telkom menempatkan spiritual pada hal yang utama pada organisasinya. Insyaalah diikuti oleh organisasi lainnya.
Jadi kalo bisa disimpulkan untuk menjadi seorang HR Manager yang handal sekaligus menjadi perusahaan yang bisa tumbuh dan berkembang maka mutlak harus memiliki kompetensi sebagai berikut :

1. Memiliki konsep rencana yang strategis dan bertanggung jawab (Strategic Plan Conception)

2. Memiliki design organisasi yang fokus dan jelas bagi yang berprestasi dan non-prestasi (Organization Design Assessment Concept)

3. Memiliki konsep reward dan punish yang "tegas" tidak "kejam",. (Corporate Culture Concept Benefit-Compensation)

4. Memiliki produktifitas sikap yang emang "laki-laki" beneran (Produktive Work Behavior), yang kemudian mengalir ke cluster-cluster seperti : Good Attitude Employee - Good Character Employee - Good Managing Employee

Nah sekarang apa bedanya jika adanya AFTA atau tidak ???, . . . yang terjadi adalah seleksi alam bagi siapa saja yang tidak serius dan tidak tekun dalam setiap ilmu disiplin yang dipunyainya,-


Sumber : Dari diskusi Millist HoS Surabaya (Kang Haris dan Kang Vero)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar