Saat
berangkat kerja, sambil menyetir saya senantiasa mendengarkan inspiring dari
radio berupa spiritual inspiring, maupun skill of life inspiring. Ada hal
menarik inspiring pagi ini yang perlu saya share kepada rekan rekan semua. Mengenai
happiness inspiring yang disampaikan oleh Guru saya Bapak Alvan Pradiansyah. Ada
kasus ibu yang menceritakan bahwa anaknya telah melakukan upaya keras untuk
belajar sehingga bisa keterima di Universitas yang diharapkan, namun ternyata
anaknya masih merasa mengeluh dan merasa kurang terhadap keberhasilan dan
pencapaian yang telah diraihnya. Wal hasil, sekarang cenderung menutup diri dan
menyesal. Padahal secara materi apapun yang diminta oleh anak nya selama itu
mendukung keberhasilan cita-cita yang diharapkan selalau di dukung oleh orang
tuanya, baik dari segi materi maupun dukungan tindakan.
Lantas
apa yang harus dilakukan oleh orang tua tersebut?, ternyata, Keberhasilan seseorang
tidak terlepas dari 2 hal, yakni materi dan spiritual. Untuk kebutuhan dan
pencapaian akan materi, jangan sampai menjadi tujuan utama. Karena jika
seseorang itu mengejar materi niscaya tidak akan pernah cukup. Untuk itulah,
manusia harus mengedepankan spiritual. Makna spiritual tidak sebatas pada
ibadah mikro kepada TUHAN. Namun lebih luas lagi, yakni meliputi ilmu, berbuat
baik dan beramal sholeh. 3 hal ini penting bagi manusia untuk merasa kurang dan
kurang, sehingga dengan merasa kurang ilmu kita akan senantiasa terus dan terus
belajar. Dengan merasa kekurangan berbuat baik, maka kita akan senantiasa
berupaya untuk melakukan perbuatan baik. Dan dengan merasa kurang dalam hal beramal
shalih kita juga akan terpacu untuk meningkatkan diri tiap hari dalam hal amal
sholeh. Dan itu semua juga tidak akan pernah cukup bagi kita untuk dapat
merasakan kebahagiaan, manakala anda masih belum menemukan Tuhan dalam diri. Karena
Tuhanlah sumber kebahagiaan tertinggi bagi kita. Orang akan merasa bangga bisa
memiliki ilmu yang banyak, berbuat baik dan beramal sholeh, namun tetap saja
masih ditemui orang –orang tersebut belum mendapatkan kebahagian. Untuk itulah,
penekanan spiritual perlu dihujamkan kepada diri kita agar senantiasa mendapatkan
kebahagiaan.
Kasus
lain adalah, ada seorang sales yang mengalami stress karena dikejar target dan
target. Kalo orang tersebut bekerja hanya berorientasi kepada target maka tidak
akan pernah mendapatkan kebahagiaan, namun jika mindsetnya dirubah bahwa dengan
menjual produk dia akan membantu klien untuk lebih termudahkan dalam
menjalankan aktivitas. Maka perkejaan yang dia lakukan adalah pekerjaan yang
mampu memberikan manfaat bagi orang lain, berbuat baik bagi orang lain. Sehingga
tidak lagi menjadi beban, melainkan menjadi sebuah niat baik dan kebutuhan
untuk berbuat baik pada sesame. Ini dasar dari sebuah happiness.
Semoga
kita semua bekerja dan menjadikan profesi kita bukan sekedar mencaari nafkah
untuk diri dan keluarga kita, namun meluruskan niat untuk senantiasa berbuat
baik dengan membantu sesama insan. Dan pada akhirnya kebahagiaan senantiasa
kita raih setiap saat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar