Selasa, 22 Juli 2014

Catatan Politik Pilpres 2014


Sudah hampir dapat dipastikan, presiden 2014 - 2019 adalah Jokowi. Bukan bermaksud untuk mendahului keputusan KPU tanggal 22 Juli 2014. Namun, melihat fakta real count dari beberapa propinsi di media, sudah dipastikan kubu Jokowi akan menang. Selamat!. Meskipun saya bukan pendukung Jokowi. Namun, sebagai Rakyat Indonesia saya senang, karena akan terpilih presiden masa depan bangsa. Denganya, perubahan akan dimulai, program-program politik semasa kampanye akan segera terealisir, dan semoga menuju kepada tujuan kita bersama sebagai rakyat Indonesia, Masyarakat adil dan Makmur.
Walau perhelatan sudah usai, ada beberapa catatan menarik ketika mengikuti perhelatan pilpres 2014 :
1. Kubu Prabowo dan tim suksesnya harus belajar santun dalam berkampanye, masyarakat rupanya belum siap mendapatkan pemimpin yang sangat tegas dan berani. Mengingat mayoritas rakyat Indonesia lebih memilih pemimpin yang santun (baca: low profile dan tidak menggebu-gebu). Tentunya berbeda dengan negara barat yang senang akan pemimpin dengan ketegasan dan keterbukaan.
2. Partai pendukung Prabowo lebih bisa belajar akan sosilogi politik, dan budaya politik di Indonesia. Dengan pengusung beberapa partai islam, ternyata belum cukup efektif menandingi suara Jokowi. Seringkali justru kampanye yang disampaikan dalam debat pimpinan partai pendukung justru kontraproduktif terhadap ketertarikan pemilih dalam memilih Prabowo. Statement - statement yang dikeluarkan oleh kubu pendukung Prabowo justru seringkali membikin sebagaian besar rakyat Indonesia kurang simpatik. sebut saja beberapa kasus seperti Fahri Hamzah, yang justru menjadi sasaran tembak lawan politik untuk memblow up ketidak tepatan dalam komunikasi. Moment terakhir, dengan pernyataan permintaan penundaan pengumuman real count KPU. justru semakin menegasikan ketidak tepatan dalam membangung komunikasi politik yang santun.  Maka penting untuk menjadi catatan politik tahun tahun mendatang adalah bahwa komunikasi politik yang santun menjadi modal utama dalam keberpihakan pemilih di Indonesia untuk memilih Calon Pemimpinnya.
3. Kompetisi politik sangat terasa saat pilpres diikuti oleh 2 pasangan calon, dan ini menandakan mulai siapnya masyarakat Indonesia dengan sistem kompetisi head to head. Paling tidak momen ini sebagai persiapan masyarakat dalam menghadapi dunia kompetisi ASEAN dan AFTA. Tinggal kita menunggu setelah hasil Pilpres 2014 ini suasana kompetisi bisa mencair dengan cepat atau tidak. ini penting, demi kemajuan dalam pembangunan dan persatuan bangsa. Sudah ada beberapa pihak yang melakukan rekonsiliasi dalam persatuan bangsa. Karena masa pertanding telah usai. Tinggal kita melangkah secara bersama- sama untuk membangun bangsa besar ini.
4. Kebesaran jiwa kedua calon pemimpin bangsa dan para pendukungnya untuk ikhlas kalah menang menjadi syarat mutlak akan kedewasaan dalam berpolitik sekaligus dalam berbangsa dan benegara. Hal ini sudah ditunjukkan oleh para pemimpin kita yang berjiwa kesatria. Seperti, Pak Mahfud misalnya, sudah menunjukkan sikap kestria dengan mengakui kekalahanya tidak bisa memenangkan Prabowo Hatta sebagai Ketua Tim Sukses.
5. Fenomena Quick Count, yang sangat kontradiktif antar lembaga survei, menambah catatan baru pada Pilpres 2014 dalam menyikapi lembaga yang benar-benar kredibel akan kebenaran data tanpa pretensi dan motif apapun. Hal ini sekaligus menjadi bukti kebenaran bahwa ada intervensi politik pada lembaga survei, yang kedepan harus kita benahi bersama dengan mengeluarkan sebuah regulasi yang jelas, sehingga dapat dijadikan acuan dalam membubarkan atau memberikan punishment terhadap lembaga survei yang tidak indepent.
6. Media TV yang seharusnya menjadi penyeimbang informasi, justru pada Pilpres 2014 saling serang dan pro satu sama lain. Bahkan sempat terucap oleh rekan saya di PPS ” Jokowi Presiden Indonesia dan Prabowo Presiden TV.. Cukup Ironis.Kedepan tentu hal ini harus diantisipasi dengan sebuah regulasi yang jelas oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Demikianlah catatan politik akan Pilpres 2014 ini semoga, dapat menjadikan pelajaran bagi kita semua terutama bagi para politisi dan para pendukung. wabilkhusus kepada kita semua rakyat Indonesia. Terpenting, bagi kita semua adalah kesadaran dan kedewasaan terhadap perbedaan pendapat di dunia demokrasi semakin mematangkan bangsa Indonesia.

Majulah Indonesia, Bravo Indonesia Jaya !!
Salam Perubahan dan Persatuan !!

by : Mochamad Zainuddin
Dipublikasikan di Kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar