Di sebuah gerbong kereta api yang penuh,
seorang pemuda berusia kira-kira 24 tahun melepaskan pandangannya melalui
jendela. Ia begitu takjub melihat pemandangan sekitarnya. Dengan girang, ia
berteriak dan berkata kepada ayahnya:
”Ayah, coba lihat, pohon-pohon itu … mereka
berjalan menyusul kita”.
Sang ayah hanya tersenyum sambil
menganggukkan kepala dengan wajah yang tidak kurang cerianya. Ia begitu
bahagian mendengar celoteh putranya itu.
Di samping pemuda itu ada sepasang
suami-istri yang mengamati tingkah pemuda yang kekanak-kanakan itu. Mereka
berdua merasa sangat risih. Kereta terus berlalu, tidak lama pemuda itu kembali
berteriak:
“Ayah, lihat itu, itu awan kan …? lihat …
mereka ikut berjalan bersama kita juga …”.
Ayahnya tersenyum lagi menunjukkan
kebahagiaan.
Dua orang suami-istri di samping pemuda itu
tidak mampu menahan diri, akhirnya mereka berkata kepada ayah pemuda itu:
“Kenapa anda tidak membawa anak anda ini ke
dokter jiwa?”
Sejenak, ayah pemuda itu terdiam. Lalu ia
menjawab:
“Kami baru saja kembali dari rumah sakit,
anakku ini menderita kebutaan semenjak lahir. Tadi ia baru dioperasi, dan hari
ini adalah hari pertama dia bisa melihat dunia dengan mata kepalanya”.
Pasangan suami itu pun terdiam seribu
bahasa.
# Apakah saat membaca kisah ini kita juga
berpikiran seperti suami istri ini?
#Setiap orang mempunyai cerita hidup
masing-masing, oleh karena itu jangan memvonis seseorang dengan apa yang anda
spontanitas lihat dan dengar saja. Barangkali saja bila anda mengetahui kondisi
sebenarnya anda akan tercengang. Maka kita PERLU BERPIKIR SEBELUM BERKATA DAN
BERTINDAK.
• Pada suatu hari, Umar bin Khatab bertanya
kepada gurunya: "Apakah cinta sejati itu?" Sang guru menjawab :
"Berjalanlah lurus di taman bunga yang luas, petiklah satu bunga yang
terindah menurutmu & jangan pernah berbalik kebelakang." Kemudian Umar
melaksanakannya & kembali lagi dengan tangan hampa. Gurunya bertanya,
"Lho, mana bunganya?" tanya Sang guru. Umar menjawab, "Aku tak
bisa mendapatkannya guru, sebenarnya aku telah menemukannya, tapi aku berpikir
lagi pasti ada yang lebih bagus didepan sana, dan ketika aku telah sampai
diujung taman. Aku tersadar bahwa yang aku temui di awal tadi itulah yang
terbaik! Tetapi aku tidak boleh menoleh kebelakang kembali, bukan? Sang guru
berkata, "Seperti itulah CINTA, semakin kita mencari yang terbaik, maka
tidak akan pernah sekalipun kita menemukannya. Maka jangan pernah sia-siakan
cinta yang pernah tumbuh di hati kita, karena waktu takkan pernah kembali".
#disarikan dari berabagi sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar