Memperkaya Diri Dengan Pengalaman
Hore!
Hari Baru, Teman-teman.
Halah. Kaya pengalaman. Kami ingin kaya harta!
Haha. Siapa juga yang tidak ingin kaya dengan
harta. Saya juga termasuk didalamnya. Tapi, kalau pun saya sudah kaya nanti,
saya tidak bisa membagi harta saya kepada Anda. Bukannya saya pelit. Tetapi,
sebanyak apapun harta saya; tidak akan cukup untuk dibagikan kepada semua orang
yang menginginkannya. Namun jika Anda ingin memperkaya diri sendiri dengan ilmu
dan pengalaman, maka Anda bisa mengandalkan saya sebagai teman seperjalanan. Lalu
dengan ilmu dan pengalaman itu, kita bisa memperbesar peluang untuk mendapatkan
penghasilan lebih banyak. Siapa tahu, dengan kaya pengalaman itu; pada akhirnya
kita juga bisa kaya harta kan? Bagaimana, apakah sekarang Anda siap untuk
memperkaya diri dengan pengalaman? Baiklah. Kita mulai perjalanan ini. Sekarang.
Seperti halnya Anda, saya punya cukup banyak teman
yang telah bekerja lebih dari 20 tahun. Tetapi, teman-teman yang sudah
sedemikian lama bekerja ini sangat miskin sekali dengan pengalaman. Saya juga
punya teman yang masa kerjanya baru beberapa tahun saja. Tapi dengan masa kerja
yang pendek itu, mereka mempunyai pengalaman yang sangat banyak. Lantas saya
bertanya-tanya; apakah gerangan yang membuat kedua kelompok teman itu berbeda
sangat jauh sekali?
Saya menemukan cukup banyak indikasi.
Salah satunya begini. Kebanyakan pekerja, hanya menyibukkan dirinya sendiri
dengan tugas-tugas hariannya seperti orang lain mengerjakannya. Misalnya.
Seseorang bekerja di pabrik sepatu. Tugas hariannya adalah memotong kulit bahan
sepatu. Tentu begitu tugasnya jika bekerja di bagian cutting. Setiap hari.
Dengan dedikasi tinggi dia berangkat dari rumahnya, menuju ke pabrik tempatnya
bekerja. Lalu dengan tekun menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Tidak ada
sedetik pun waktu kerja yang disia-siakannya. Ketika jam kantor selesai.
Barulah dia pulang dengan perasaan lega karena; hari itu sudah ditunaikannya
tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Apakah dia karyawan yang baik? Yes.
Definitely. Dia seorang karyawan yang sangat baik. Karena, begitu dilakukannya
setiap hari disepanjang karirnya. Tidak pernah kurang dari itu. Hari-hari
berlalu. Seperti Anda yang sering tidak ingat tanggal. Karyawan ini pun sering
tidak peduli hari. Pokoknya, setiap hari mencurahkan pengabdiannya kepada
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Alon-alon, konsisten, dilakoni. Tanpa terasa,
dirinya sudah menjalani hari-hari seperti itu selama 15 tahun. Ya ampuuun,
nggak kerasa ya….?
Bagus? Bagus sekali. Loyal? Loyal
sekali. Berdedikasi? Oh, tinggi sekali. Lalu perhatikan pertanyaan ini; “Apakah
teman kita itu mempunyai pengalaman yang banyak setelah selama 15 tahun bekerja
dengan baik dipabrik sepatu itu?” Renungkanlah dulu pertanyaan itu, sebelum
Anda menjawabnya.
Setelah merenungkannya sejenak. Cek
lagi. Apakah jawaban Anda akurat. Jika sudah yakin, bandingkan dengan jawaban
saya berikut ini; “Orang itu, hanya memiliki 1 (SATU) pengalaman. Yaitu, teknik
memotong kulit bahan sepatu”. Samakah jawaban Anda dengan kunci jawaban yang
saya berikan? Ah, sama atau tidak, bukan masalah. Yang penting sekarang Anda
paham, bahwa setelah bekerja belasan tahun, teman kita itu masih saja miskin
dengan pengalaman.
“Heyheyhey…. Gue nggak kerja di
pabrik sepatu!” Mungkin Anda berjingkrak kegirangan. Hmmh… semoga saja Anda
tidak keberatan jika sebenarnya saya tidak sedang membicarakan karyawan di pabrik
sepatu. Saya hanya meminjam kisahnya sebagai ilustrasi bahwa betapa banyak karyawan
hebat yang sangat berdedikasi kepada pekerjaannya selama bertahun-tahun. Namun tidak
sadar jika selama rentang waktu yang panjang itu mereka hanya melakukan
pekerjaan yang itu-itu saja. Mari jawab pertanyaan ini; “Sudah berapa lama Anda
mengerjakan tugas harian yang saat ini Anda kerjakan?” Satu bulan? Satu tahun?
Satu windu? Satu dekade?
Mari dengan tulus kita perhatikan
diri kita dan lingkungan tempat kerja kita. Anda mengenal sekretaris yang sudah
puluhan tahun bekerja disana; sebagai sekretaris. Anda melihat office boy yang
belasan tahun bekerja disana sebagai office boy. Anda melihat orang sales yang
bertahun-tahun menjadi orang sales di posisi yang sama. Orang marketing. Orang manufacturing.
Orang finance. Orang HRD. Orang legal. Orang…. Adakah posisi dikantor Anda yang
belum saya sebutkan? Tolong dilengkapi kekurangan saya ya. Agar kita bisa
melihat. Betapa, kita telah membiarkan diri ini miskin pengalaman setelah
selama bertahun-tahun disibukkan dengan urusan, tantangan dan keruwetan yang
itu-itu saja.
Sahabatku. Kekayaan diri kita atas
pengalaman, tidak dibentuk dari mengerjakan tugas yang sama sepanjang waktu.
Melainkan dari kesediaan kita untuk mencoba hal-hal lain selain tugas-tugas
rutin yang setiap hari mesti kita kerjakan. Jika ingin kaya dengan pengalaman,
maka kita mesti mau keluar dari zona nyaman. “Jadi….. mesti pindah kerja
maksudnya?” Mungkin kebanyakan orang berpikir demikian. Tapi, izinkan saya
mengajak Anda untuk melihat solusi lainnya.
Untuk memperkaya diri dengan
pengalaman, Anda tidak perlu pindah ke perusahaan lain kok. Malah sebaiknya, jika
perusahaan tempat Anda bekerja sekarang telah menerapkan prinsip pengelolaan
perusahaan yang baik a.k.a Good Corporate Governance; sebaiknya Anda tinggal disana.
Dan bangunlah masa depan karir Anda mulai dari sana. Jangan pindah ke tempat
lain.
Lantas, bagaimana caranya
memperkaya diri dengan pengalaman itu jika masih terus berkutat disitu? Oooh,
tentu ada caranya. Tapi sebelum saya membahas lebih jauh, izinkan saya
bertanya; bersediakah Anda untuk ‘membayar harganya’? H-ha-harus bayar? Tidak
dengan uang Anda. Tenang saja. Cukup dengan menginvestasikan tiga hal ini saja;
(1) komitmen pribadi yang tinggi (2) tenaga yang lebih banyak, dan (3) waktu
ekstra. Itu saja. Bagaimana, Anda bersedia? Jika Anda benar-benar ingin
memperkaya diri dengan pengalaman, Anda tentu bersedia kan? Yes. Keren!
Nah, jika Anda bersedia. Kita
akan lanjutkan pembahasan tentang langkah-langkah praktis yang bisa Anda
tempuh. Tapi, supaya artikel ini tidak kepanjangan. Ijinkan saya untuk
menguraikannya dalam tulisan edisi yang akan datang. Sekarang, kuatkan lagi kesediaan
Anda untuk membayar dengan 3 hal diatas. Bukan dengan uang Anda. Lalu, hari ini;
Anda kerjakan tugas rutin Anda sebaik-baiknya. Kemudian, tambahkan sedikit doa
agar saya bisa memposting artikel tentang langkah-langkah praktisnya besok
pagi. So, see you again tomorrow morning with the second part of this topic. Dan
sebelum kita berpisah hari ini, ijinkan saya untuk menyampaikan pesan di white
board milik Natin The Office Boy berikut ini; “Jabatan
Anda tidak berguna lagi jika sudah pensiun. Gaji berheti dibayarkan. Dan segala
fasilitas mesti dikembalikan kepada perusahaan. Tapi pengalaman Anda, akan Anda
bawa pulang. Dan menjadi milik Anda. Untuk selama-lamanya.” Sampai jumpa lagi esok hari. Doakan saya mampu melakukannya
ya. Bismillah.
Salam hormat,
Mari Berbagi
Semangat!
DEKA – Dadang
Kadarusman – 6 Maret 2013
Book Author, Trainer, and Professional
Public Speaker
0812 19899 737 or Ms. Vivi
at 0812 1040 3327
PIN BB DeKa : 2A495F1D
Catatan
Kaki:
Jika kita memiliki banyak pengalaman, selain uang pensiun;
masih ada bekal lainnya untuk terus melanjutkan perjuangan hingga akhir hayat.
Terserah kita untuk menggunakannya kelak. Atau merasa cukup dengan yang sudah
ada. Tapi hari-hari mendatang kita,
tampaknya akan semakin cerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar